skip to main |
skip to sidebar
Pas masuk mikrolet yang mengarah ke kantor langsung di sambut suara khas nya Once yang keluar dari salah satu gelombang radio Pak Pilot mikrolet itu, lagu yang dulu sering saya dengar dari album dewa yang cukup lama "bintang lima". kalo ga salah judul lagunya "hidup adalah perjuangan".
"hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti
usah kau menangisi hari kemarin
aaaahhaaaaaa......."
yah... kira-kira begitulah lagunya, mungkin semua sudah tahu.
Sebenarnya saya kurang setuju dengan pendapat DEWA 19 yang menyatakan "hidup adalah perjuangan", saya malah lebih setuju dengan pendapat Kanjeng Nabi bahwa "hidup itu adalah safar atau perjalanan" . (InshaAllah Shahih)
Tapi kalo memang benar bahwa hidup itu adalah perjuangan, berarti di dalam perjuangan akan ada pengorbanan, dan di dalam pengorbanan juga harus ada keikhlasan, sementara di dalam setiap rasa ikhlas selalu ada Tuhan...
...dan mikrolet pun berhenti tepat di jalan masuk menuju kantor...
Puji Tuhan yang telah memberi kemudahan kepada saya untuk berangkat ke kantor, dan juga telah menambah rizki dua ribu rupiah untuk Bapak Pilot yang mengemudikan mikrolet nya.
lalu kamipun pergi berjalan kembali sesuai garis edarNYA.
InshaAllah
Berbicara mengenai Ruh/Roh (kerohanian) adalah berbicara mengenai sesuatu yang ghaib.
Berbicara tentang spiritual adalah berbicara tentang sesuatu yang tidak mengenal fisik, ruang dan waktu.
ketika di sini siang di belahan bumi lain itu malam tapi di manakah siang atau malam jika bumi di singkirkan?
Sementara Ruh tidak mengenal siang atau malam, panjang pendek, dingin panas, tinggi rendah, baik buruk, maju mundur, jelek bagus, macet lancar, hidup mati, atau dualitas apapun yang menempel pada fisik waktu atau ruang karena sejatinya Ruh tidak mempunyai fisik, ruang atau waktu.
Ruh adalah sesuatu yang "satu" atau permanent alias abadi (bukan dualitas) dan kehidupan fana yang kita jalani sekarang ini adalah dunia fisik, ruang dan waktu sehingga menimbulkan dualitas yang sifatnya hanya sementara.
realitasnya memang sangat sulit menjaga Ruh untuk tetap khusyu ketika tubuh (fisik) menjalani dualitas dunia.
inilah inti mengapa kita (kita...?) menjalani hidup ini dengan marah, senang, sirik, dendam, sayang, benci, rindu, pusing, susah, sedih, stres karena Ruh yang abadi ini belum juga bisa mengendalikan keadaan dualitas yang sebenarnya temporary.
ritual sembahyang 17 rakaat sehari di tambah beberapa shalat sunah yang di lakukan hampir setiap hari tidak juga bisa mengejewantahkan makna taqwa, puasa satu bulan penuh yang dilakukan setahun sekali belum juga mampu untuk mengontrol nafsu, beragam ritual keagamaan lain nya yang juga sering di lakukan masih juga belum berdampak signifikan terhadap diri yang kotor.
mungkin hidup di sini terasa di surga seandainya Ruh ini tetap terhubung dengan Penciptanya ketika tubuh menjalani naik-turun, maju-mundur, sedih-senang, duduk-berdiri, jauh-dekat, miskin atau kaya, mencari uang atau membuang uang, mengisi energi atau membuang energi Ruh kita tetap terjaga, tetap bangun, tetap conect atau tetap khusyuk.
saya yakin bahwa sebenarnya kita bisa untuk tetap taqwa pada saat tubuh ini menjalani dualitas, untuk tetap conect di setiap waktu, ruang atau fisik apapun. itu makanya para Rasul, para Nabi, para Wali, para orang-orang suci, para manusia pilihan lain nya selalu bisa tenang pada saat apapun, masih bisa tersenyum di antara kepanikan, selalu nyantai pada saat terdesak, tidak lupa daratan ketika bahagia, tetap rilex ketika waktu di kejar deadline, tidak berlebihan di kala senang, selalu khusyuk di tengah dualitas lainnya yang cuman sementara tea...
(tingkah laku nya nggak kaya gua lah yang disconect terus...)
yah semoga kita akan selalu bisa tetap "sadar" dalam menjalani dualitas ini agar lebih tenang dalam menjalani hidup serta Dialah pemberi petunjuk kepada siapapun yang di kehendakiNya.
Amien Ya Rabb...
*terima kasih Aby Maulana
Udah lama ga mikirin blog…
waktu juga yang membuat saya menulis kembali di blog ini, seperti berusaha memecahkan bisul lama yang selama ini membuat saya demam.
terinspirasi atas kesalahan saya sendiri yang kurang mengerti maksud dari salah satu post ibu guru tyka di blognya, di blog saya sendiri saya mencoba untuk mengemukakan pendapat saya tentang post itu dan kebetulan juga masih menjadi salah satu keburukan yang saya jalani sampai saat ini yaitu “menggosip”.
Tidak ada satu manusia pun yang hidup tanpa nafsu...
setiap nafsu dalam individu mendambakan sesuatu, nafsu berlomba-lomba dengan nafsu individu lainnya menimbulkan "persaingan" (entah di sadari/di ingkari).
nafsu dalam tubuh saya pun melahirkan daya saing dengan nafsu individu lainya, ada perasaan senang ketika mendengar saingan saya terpuruk, ada perasaan puas ketika melihat saingan mendapat masalah.
Perasaan senang membuat saya ketagihan untuk mendapatkan berita buruk tentang saingan saya lagi...
selalu mencari tahu tentang kesalahan saingan...
membuka-buka aib manusia lain...
bersemangat untuk mendengar atau memberi berita tentang aib manusia lain nya...
senang melihat selebritis mewah mendapat masalah, iri ketika mengetahui tokoh petinggi punya rumah baru, senang liat orang lain susah, susah liat orang lain senang (tagline; A mild).
membeberkan segala keburukan manusia lain (bahkan fitnah) untuk menutupi kejelekan diri sendiri...
tidak ada waktu untuk berfikir tentang kejelekan diri sendiri, tak ada yang perlu di introspeksi pada diriku...
aku lah manusia paling baik...
tidak ada manusia lain yang lebih baik daripada aku…
aku lah manusia sempurna…
akulah manusia tanpa kelemahan…
AKULAH MANUSIA YANG SEHARUSNYA SPESIAAAAAAAAAAAL…!!!
HWUAAA… HAHAHA… HAHA…. HAH.. HA…AH…
HWUA.... HA... AH... AH... AH...
//garink kan…?
intinya nafsu yang berada dalam diri sangat menentukan karakter si pembawanya, tinggal siapa yang akan mengatur kendali ke arah mati, kebajikan akal sehat atau nafsu persaingan?
Padahal sebenarnya andai Tuhan berkehendak entah dengan cara apapun tentu akan di bukalah semua aib siapapun yang selama ini di tutup-tupi olehNYA...
segala keburukan yang pernah di jalani
beragam kesalahan terhadap orang tua, sodara dan mahkluk lainya yang sangat di cintaiNYA...
dan dosa-dosa menjijikan yang masih di ingat atau sudah di lupakan, yang masih di jalani atau sudah di tinggalkan, yang di keluarkan atau yang di sembunyikan, yang pernah di lakukan selama ini…
dipermalukan tepat dan jelas di hadapan mereka.
Istigfhar…