bergegaslah keluar rumah menuju tempat jualan makanan, ternyata warung soto betawi yang di cari sedang tidak jualan (mulai kecewa), karena lapar akhirnya soto madura di datangi juga dan ketika memesan ternyata nasi nya sudah habis (kecewa lagi), tempe dan tahu pun tidak tersedia (semakin kecewa), soto yang di hidangkan pun tidak senikmat yang di bayangkan (kekecewaan semakin tinggi), parahnya es jeruk pun tidak tersedia... hhhh... mana harganya mahal pula...
kekecewaan atas keinginan yang tidak terpenuhi membuat kekesalan bersarang di hati, berlarut-larut sampai menganggap dunia ini sudah tidak lagi adil, kekecewaan kecil di tambah kekecewaan kecil lainnya membuat hati panas dan tidak mampu lagi di kontrol oleh otak, rasa kesal dan marah tidak lagi mampu membuat otak berfikir jernih, berusaha melampiaskan marah, kekesalan, dongkol, complain, protas-protes, terhadap apa atau siapapun bahkan terhadap Tuhan.
ketika keinginan kita muncul, ketika itu juga kita melakukan usaha sampai do'a untuk memenuhi keinginan itu tapi masalah nya kita sering kali memasuki "wilayah Tuhan", maksudnya kita sering ikut menentukan hasil akhir dari usaha dan do'a yang kita lakukan tersebut, sebenarnya jadi atau tidak nya makan soto betawi adalah sudah menjadi kehendakNYA, jadi atau tidak nya naik gaji adalah keputusanNYA, berhasil atau tidaknya lulus sekolah juga menjadi tugasNYA, tercapai atau tidak nya segala macam keinginan seluruh manusia adalah sudah menjadi aturan sang Bos Besar yang mengatur kehidupan...
seperti kita tahu yang bisa di lakukan oleh seorang hamba hanyalah berusaha dan berdoa, hemat saya sebaiknya kita jangan membebani diri dengan segala macam tugas dari Sang Sutradara alam semesta, agar tidak muncul kekecewaan ketika keinginan kita sebagai seorang hamba tidak sesuai dengan kehendak Sang Maha Kuasa sesembahan kita.